Tips Memenangi Beasiswa di Persaingan Ketat

Maju untuk menang atau tidak sama sekali. Ungkapan ini berlaku bila Anda benar-benar ingin menjadi pemburu beasiswa sejati. Bukan coba-coba, ikut-ikutan, apalagi sekedar mengadu keberuntungan. Memburu beasiswa adalah keputusan serius dan harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Perkara kebetulan hampir dipastikan tidak berlaku. Mereka yang terbaiklah yang akan diambil. Jika ternyata Anda pemenangnya, itu karena panitia seleksi menilai Anda memang layak.

Memburu beasiswa bisa diibaratkan dengan memancing ikan di kolam yang luas. Pemancingnya banyak, tapi kita tidak tahu kail siapa yang akan mendapatkan ikan. Jika umpannya bagus, tekniknya bagus, pantang menyerah, rasanya ikan itu akan datang menghampiri. Hal serupa berlaku saat mendaftar beasiswa. Kriteria terpenuhi, persyaratan memadai, aplikasinya lengkap, mengikuti ketentuan, peluang untuk menang beasiswa juga jadi lebih terbuka. 

Keputusan memenangi beasiswa atau tidak sebetulnya Anda sendiri yang menentukan. Panelis hanya memilih yang terbaik saja. Misalkan kouta beasiswa ada 10, pelamarnya 100, tinggal Anda meyakinkan diri bahwa salah seorang dari 10 terbaik adalah Anda. Tentu bukan sekedar yakin begitu saja, tapi karena memang Anda telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.

Lalu bagaimana mempersiapkan diri sehingga bisa memenangi beasiswa. Apa tipsnya? Ulasan ini bukan maksud menggurui, tapi mudah-mudahan bermanfaat. Ada beberapa tips memenangi beasiswa, termasuk pada persaingan ketat sekalipun.

Persiapan Dini
Jika memposisikan diri sebagai pemburu beasiswa, Anda tidak mungkin maju ke medan persaingan tanpa amunisi. Ketika para pencari beasiswa baru sekedar tahu ada informasi beasiswa, Anda justru sudah siap mengajukan aplikasi. Anda sudah menang selangkah. Waktu yang tersisa pun dapat dimanfaatkan untuk mematangkan aplikasi sebelum memutuskan mendaftar.

Itu terjadi karena persiapan sudah dilakukan sebelum beasiswa itu diumumkan. Bahkan, jauh sebelumnya. Lalu apa yang perlu disiapkan sejak dini. Di sinilah perlu sedikit kecerdikan. Misalnya, tahun ini Anda memutuskan untuk melanjutkan studi ke Jepang. Lalu Anda berencana untuk mengikuti salah satu penawaran beasiswa, sebut saja beasiswa Monbukagakusho atau beasiswa Pemerintah Jepang. Tapi, kan belum ada pengumumannya? Ketika yang lain masih menunggu. Justru kesempatan Anda menyiapkan aplikasi yang diperlukan. Kecenderungan beasiswa selalu sama dengan tahun sebelumnya,  atau periode yang terdekat. Kalaupun ada perubahan, biasanya tidak banyak.

Bukalah pengumuman sebelumnya tersebut. Lihat kriteria, persyaratan, atau dokumen aplikasi yang dibutuhkan. Pelajari juga bagaimana mendaftarnya. Pastikan Anda bisa memenuhi apa yang mereka minta. Ketika semuanya sudah bisa dipahami, mulailah untuk melengkapi. Tapi, perlu diingat penuhi persyaratan umum terlebih dahulu. Misalnya, salinan ijazah dan nilai, skor tes TOEFL/IELTS, KTP/paspor, akte kelahiran, CV, terjemahan dokumen, dll. Baca: Dokumen Aplikasi Beasiswa yang Perlu Anda Tahu.

Dokumen lain yang diperlukan juga bisa dilengkapi bila memang itu harus dibuat sendiri (tidak menggunakan formulir penyelenggara). Lihat juga apakah ada dokumen yang baru bisa dilengkapi setelah pengumuman keluar, misalnya formulir aplikasi, kalau ada bisa ditinggalkan dulu sembari menunggu pengumuman. Jika tahap ini sudah dilalui, dapat dibayangkan beban yang bisa dikurangi saat mengajukan aplikasi. Tahu sendiri kan ada beasiswa yang diumumkan cuma beberapa hari. Sakitnya tuh di situ.

Ketahui Rahasianya
Ketika membaca informasi beasiswa secara utuh, seringkali kita menemukan ada penekanan calon atau biasa disebut preferensi. Penekanan tersebut sengaja dibuat oleh sponsor atau penyelenggara beasiswa untuk memberitahukan bahwa mereka menghendaki kandidat penerima beasiswa yang demikian. Ketika Anda memahami di mana penekanan tersebut diberikan, maka di situlah sebenarnya rahasia beasiswa tersebut terungkap. Saat Anda mampu memenuhinya, peluang meraih beasiswa akan semakin terbuka lebar.

Penekanan yang diberikan ini beragam bentuk. Tergantung jenis beasiswa. Misalkan beasiswa prestasi, penyelenggara akan menyebut bahwa kandidat yang mereka cari adalah yang memiliki prestasi akademik. Namun, ketika ada beasiswa riset, penekanan justru mungkin dari  hasil penelitian atau karya ilmiah yang sudah dihasilkan.

Ada pula preferensi berdasarkan pertimbangan asal geografis. Misalnya, kandidat diprioritaskan bila berasal dari daerah A, B, atau C. Semua itu tergantung kemauannya penyelenggara. Jadi, ketika sebuah apikasi diajukan ada bobot yang diberikan dari tiap itemnya. Coba lihat beasiswa yang dimuat di beasiswapascasarjana.com, Anda akan menemukannya. 

Belajar dari Alumni
Tips memenangi beasiswa satu ini terbilang jarang dibahas. Belajar dari alumni. Bagaimanapun dia lebih berpengalaman. Terbukti alumni tersebut sudah lebih dulu memperoleh beasiswa. Alumni bukan saja daftar nama yang berhasil meraih beasiswa. Tapi guru yang sangat baik untuk mengungkap cerita di balik kesuksesan mereka memperoleh beasiswa.

Apalagi, ada beberapa beasiswa yang pesertanya harus tes tulis, wawancara, hingga pembekalan. Pengalaman itu tentu hanya bisa didapatkan dari para alumni yang berhasil. Cobalah untuk menghubungi mereka.

Sejumlah beasiswa yang pendaftarannya online, biasanya sering menyediakan kolom alumni. Bisa dilihat siapa saja mereka. Jika ada nomor telepon, email, atau alamat mungkin bisa dihubungi. Siapa tahu mereka dengan senang hati akan membantu.

Biasanya para alumni ini juga kerap mengungkapkan pengalamannya melalui tulisan yang bisa ditemukan dengan mudah saat berselanjar di mesin pencari.

Yang jelas belajar dari alumni akan sangat bermanfaat terutama dalam memahami karakter serta persaingan beasiswa yang dihadapi. 

Info Beasiswa S2 Dalam dan Luar Negeri
Lihat Peluang yang Sesuai Buat Kamu..!

Facebook Twitter