Cara Menimbang Pilihan Beasiswa yang Tepat

Ramainya pilihan beasiswa merupakan keuntungan bagi pelamar. Semakin banyak permohonan yang bisa diajukan. Peluang lolos kian terbuka. Ibaratnya, sepuluh aplikasi yang dikirim tentulah kesempatan berhasil berbeda bila hanya mengajukan satu aplikasi. Tapi, apakah peluang yang ada itu serta merta memberi kesempatan yang sama. Jelas tidak. Sebab, ada kriteria dan persyaratan yang mungkin tidak semua orang dapat mendaftar. Katakanlah, Anda menemukan 10 tawaran beasiswa di beasiswapascasarjana.com yang rasanya cocok. Apa tindakan kemudian? Langsung mendaftar? Atau akan berfikir sejenak. Lebih bijaknya, Anda menimbang pilihan beasiswa yang tepat sehingga keputusan yang diambil tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Layaknya gula, beasiswa menjadi rebutan banyak orang. Hukum yang berlaku siapa tepat dia dapat. Jadi, biarkan orang ramai di tengah kerumunan beasiswa, tapi Anda salah seorang yang ikut mencicipinya.

Tulisan ini hanya ingin menjelaskan bila Anda dalam posisi seperti disebutkan di paragraf awal. Bagaimana cara bijak menimbang pilihan beasiswa yang tepat. Serta keputusan yang kemudian akan diambil. Berikut uraiannya: 

Pembiayaan
Beasiswa penuh akan lebih menarik minat dibanding beasiswa parsial atau parohan. Tapi, persaingan beasiswa penuh lebih ketat. Jika pesertanya banyak sementara kuota sedikit, Anda harus benar-benar yang terbaik dari sekian banyak pelamar tersebut. Sebaliknya, beasiswa parsial umumnya memiliki kuota lebih banyak dengan jumlah pelamar yang cenderung kecil atau mungkin berbanding lurus. Pembiayaan beasiswa tersebut harus benar-benar menjadi perhatian di awal.

Jika Anda memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan studi, pilihan beasiswa parsial tidak ada salahnya untuk diikuti. Namun, jika sepenuhnya mengharapkan bantuan pendanaan, beasiswa penuh sepatutnya memang diperoleh. Pertimbangan pembiayaan ini memang tergantung kondisi keuangan masing-masing.

Donatur
Setelah melihat pembiayaan, ada baiknya juga memperhatikan donatur beasiswa. Siapa mereka dan bagaimana track record selama ini. Donatur yang biasanya berasal dari lembaga pemerintah umumnya memiliki nilai kepercayaan lebih tinggi. Label pemerintah yang disematkan meyakinkan orang untuk ikut. Padahal, sebetulnya lembaga non pemerintah seperti yayasan banyak juga memiliki nama besar dalam menyalurkan beasiswa.

Pada tahap ini, Anda hanya perlu memastikan bahwa pemberian beasiswa dari lembaga tersebut tidak bermasalah. Rekam jejak mereka bisa dilihat. Misalnya, sejak kapan beasiswa tersebut digulirkan, bagaimana alumninya, komitmen pembiayaan mereka, dukungan yang diberikan, dll.

Perjanjian
Siapa yang tak senang mendapatkan beasiswa. Apalagi, jika sejak awal Anda mengimpikannya. Pasti akan bahagia. Tapi, perlu diingat. Setiap beasiswa memiliki konsekuensi sendiri. Itulah perjanjian atau kontrak yang akan Anda tandatangani saat beasiswa tersebut resmi jatuh ke tangan Anda. Perjanjian sifatnya mengikat. Ada aturan main yang diterapkan tiap-tiap donatur/lembaga kepada penerima beasiswanya. Sesuatu yang mungkin menjadi beban bila di awal tidak diperhitungkan.

Katakanlah Anda menerima beasiswa penuh yang diberikan oleh salah satu donatur. Klausul perjanjian pun ditandangani. Tanpa Anda sadari atau mungkin lupa, ada kesepakatan awal yang tidak terpenuhi. Misalnya, di perjanjian disebutkan setiap penerima beasiswa wajib meraih IPK > 3.00 per semester jika ingin mempertahankan beasiswa. Tapi, kemudian itu tidak tercapai. Akibatnya beasiswa harus dihentikan.

Bisa juga dalam perjanjian tersebut diuraikan bahwa penerima beasiswa harus memberikan laporan terkait perkembangan studi secara berkala, namun karena tidak pernah diberikan, itu juga bisa membuat pemberian beasiswa dihentikan. Banyak lagi aturan-aturan teknis yang itu tertera di perjanjian atau kontrak. Misalnya, penerima beasiswa diwajibkan hadir untuk setiap kegiatan donatur atau larangan menerima beasiswa lain dan akan diputuskan bila ketahuan. Hal-hal ini sebenarnya bisa dimaklumi lebih awal jika ditanyakan atau mempelajari aturan main dari beasiswa tersebut.

Lokasi

Pertimbangan lokasi sebenarnya lebih mengarah soal di mana pelamar ingin melanjutkan studinya. Ada beasiswa yang berlaku untuk universitas tertentu saja. Ada pula yang cakupannya lebih luas misalnya bisa digunakan di universitas tertentu dengan banyak pilihan negara. Beasiswa Fulbright misalnya hanya bisa Anda gunakan untuk universitas yang ada di USA. Begitu pun beasiswa DAAD yang dapat diambil bila ingin melanjutkan studi di Jerman. Namun, beasiswa Presiden justru menawarkan banyak pilihan universitas dari sejumlah negara tujuan. Intinya, soal lokasi itu tergantung selera dan minat. Namun, tetap perlu dipertimbangkan. 

Durasi

Setiap pemberian beasiswa biasanya selalu menggarisbawahi soal durasi bantuan beasiswa. Ada yang berlaku beberapa bulan saja, 1 tahun, 2 tahun, atau bahkan 3 – 4 tahun. Beasiswa penuh cenderung diberikan berdasarkan lamanya waktu studi. Misalnya, studi S1 yang berlangsung empat tahun, maka beasiswa yang disalurkan selama waktu tersebut. Begitu pun bila beasiswa penuh untuk S2 yang katakanlah memakan waktu dua tahun, maka beasiswa juga diberikan selama itu. Namun, seperti dijelaskan. Perjanjian akan mengikat, apakah beasiswa itu layak untuk dipertahankan dengan waktu yang dimaksud. Itu semua tergantung pada capaian Anda. 

Prestise

Poin terakhir ini sebenarnya tidak terlalu penting. Bisa memperoleh beasiswa sudah syukur. Memang ada beberapa beasiswa yang bisa dikatakan ‘istimewa’. Ini soal prestise karena memang tidak sembarangan orang bisa meraih beasiswa tersebut. Sebut saja misalnya beasiswa Presiden yang menetapkan calon penerimanya dengan kriteria tertentu. Mereka mencari orang-orang unggulan dengan prestasi akademik yang nyaris sempurna atau di atas rata-rata. Atau mungkin jika pernah mendaftar beasiswa Gates Cambridge yang pelamarnya dari seluruh dunia, sementara yang diambil hanya 90 orang. Prestise ini memang menyangkut soal kepuasan penerimanya. Hanya bisa dirasa.

Info Beasiswa S2 Dalam dan Luar Negeri
Lihat Peluang yang Sesuai Buat Kamu..!

Facebook Twitter